PMR SMKN 25

Rabu, 27 Oktober 2010

Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)


Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[1]


Sumpah Pemuda versi orisinal[2]:

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.


Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Peserta

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.


Gedung

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [3].

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.[4]


Sumber : Wikipedia

TURUT BERDUKA CITA ...

(Tutur Prijono, Relawan PMI Cabang Bantul Yogyakarta)

Posko Markas PMI Yogyakarta menyampaikan, dari lampiran data pemerintah setempat, peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada Selasa sore kemarin (26/10) telah merenggut nyawa 16 orang. Satu diantaranya, adalah relawan PMI Kabupaten Bantul yang tengah bertugas membantu evakuasi warga di wilayah Sleman.

”Salah satu relawan kami telah meninggal dunia dalam tugasnya. Tutur Prijono, pada Selasa malam tadi meninggal dunia karena terkena serangan awan panas Gunung Merapi saat berupaya menyelamatkan warga Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, di Kabupaten Sleman,” tegas Titus Hapsara, Kadiv. Komunikasi PMI Yogyakarta, Selasa dini hari (26/10). Wilayah tersebut berada di lingkaran Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yang hanya berjarak 4-5 km dari puncak Merapi.

Atas peristiwa ini, pada Rabu pagi ini (27/10) Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengucapkan, ”Kami dari seluruh jajaran PMI mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya relawan PMI saat tugas peenyelamatan warga di lereng Merapi. Tutur Prijono menjadi salah satu pahlawan kemanusiaan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.”

Ia juga menyatakan bahwa PMI memberikan penghargaan berupa santunan kepada keluarga Tutur Prijono.

Teriring pula doa dan rasa duka cita mendalam dari segenap staf dan relawan PMI kepada Tutur Prijono dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga seluruh pengabdiannya selama menjalankan tugas-tugas kemanusiaan PMI, akan selalu dikenang oleh anak negeri sebagai contoh yang mulia. Kepada anggota keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan.

Sementara itu, dari Posko Markas PMI Kabupaten Sleman dilaporkan hingga Rabu pagi ini, jumlah warga yang mengungsi mencapai 14.754 yang tersebar di 9 lokasi barak pengungsian. PMI Kabupaten Sleman mengerahkan 50 relawan dan 6 unit ambulans dalam operasi respon tanggap darurat Gunung Merapi. Operasi distribusi bantuan juga telah dilakukan. Bantuan PMI berupa masker, tikar, selimut, dan air minum kemasan.*




(Dok. Foto dari Humas Markas Pusat PMI)

Selasa, 26 Oktober 2010

MUSIBAH MELETUSNYA GUNUNG MERAPI

SEMARANG (Pos Kota) – Ribuan warga di Kabupaten Sleman dan Kaliurang panik ketika semburan awan panas (wedhus gembel) dimuntahkan dari kawah Gunung Merapi. Semburan awan panas kemudian disusul bunyi sirine early warning system (EWS) yang meraung-raung.

Merapi mulai memuntahkan awan panas atau yang akrab disebut penduduk setempat wedhus gembel, terjadi sekitar pukul 17.00 hingga pukul 18.45 Selasa (25/10).

Debu vulkanik sebelumnya telah melanda di kawasan Kaliurang. Turunnya wedhus gembel, disusul hujan debu makin pekat. Bau belerang juga semakin menyengat. Mendengar bunyi alarm, warga pun berebut dan berlari menuju angkutan-angkutan evakuasi. Petugas SAR yang telah siaga di Kaliurang kemudian membagikan masker, karena debu makin pekat dan bau belerang kian menyengat.

Hingga saat ini, proses evakuasi masih terus dilakukan. Sebagian besar warga diungsikan ke posko pengungsian di Desa Hargobinangun, Pakem.

LEBIH BESAR

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DI Yogyakarta, Subandriyo, sebelumnya mengungkapkan, letusan Gunung Merapi tahun ini akan lebih besar dibandingkan dengan letusan Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 1997, 2001 dan 2006 silam.

Hal itu diungkapkan Subandriyo, saat mengikuti rapat koordinasi dengan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo di Gedung Bakorlin, Magelang, Selasa (26/10).
Subandriyo menambahkan, energi yang tersimpan di Gunung Merapi saat ini mencapai 877.040 x 10 pangkat 12 ERG. “Biasanya energi yang dilepaskan selama erupsi hanya sekitar 250.000 x pangkat 12 ERG,” ungkapnya.

Menurut dia, sangat besarnya energi yang tersimpan tersebut, merupakan akumulasi energi yang tersimpan hingga 24 Oktober 2010, sedangkan deformasi mengarah ke selatan.

Sumber : Poskota.co.id

Senin, 25 Oktober 2010

LDKS PMR SMKN 25 TAHUN 2010

Pada tanggal 22 - 24 Oktober 2010 bertempat di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur dilangsungkan kegiatan LDKS Gabungan (OSIS + Eskul). Untuk kesekian kalinya PMR SMKN 25 turut serta berpartisipasi dalam acara tersebut. Sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMKN 25, PMR menggelar beberapa kegiatan antara lain pemberian materi Pertolongan Pertama, kemudian simulasi penaggulangan korban BOM, evakuasi korban bencara serta PBB. Acara juga diselingi oleh kegiatan Outboand, games-game dan kegiatan2 lainnya yang telah dipersiapkan oleh Panitia.

Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar terjalin rasa kebersamaan, disiplin dan kemandirian para peserta. Juga bertujuan mendidik para peserta untuk dapat menumbuhkan jiwa sosial dan jiwa kepemimpinan yang mampu dan dapat melaksanakan tugas2 yang diberikan.

Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuh kembangkan daya imajinasi dan kreatifitas para peserta LDKS. Dan semoga anggota PMR SMKN 25 dapat melaksanakan Tri Bakti PMR dengan sebaik-baiknya serta dapat mengamalkan nilai-nilai kemanusian dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut sekilas foto-foto kegiatan LDKS PMR SMKN 25 Tahun 2010 ...

Selasa, 14 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H


Keluarga besar PMR SMKN 25 Jakarta mengucapkan :

Selamat hari Raya Idul Fitri 1431 H

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Semoga amal ibadah kita selama Ramadhan diterima disisi Allah SWT, dan semoga kita menjadi hamba-hambaNya yang memperoleh kemenangan.

Mari kita sambut hari raya ini dengan penuh kegembiraan dan suka cita.


"Satu untuk jaya ........."


Pengurus PMR SMKN 25 Jakarta


Selasa, 31 Agustus 2010

PMI Buka Posko


SENEN (Pos Kota) – PMI DKI Jakarta akan membuka posko atau pos pelayanan kesehatan di terminal-terminal, pelabuhan dan stasiun kereta api (KA) pada H-7 dan H+7 Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Kegiatan tersebut untuk membantu masyarakat yang akan mudik lebaran.

Kepala Markas PMI DKI Jakarta, Hari Harsono mengatakan pos pelayanan kesehatan tersebut akan dilengkapi dengan satu mobil ambulan dan peralatan medis. Di mana setiap posko disiapkan lima petugas kesehatan dan seorang dokter.

“Mereka akan siap selama 24 jam penuh, dan petugas berjaga secara bergilir atau dalam tiga shift, delapan jam sekali,” jelas Hari Harsono, Senin (30/8).

Petugas tidak hanya membantu calon pemudik soal kesehatan, namun bagi mereka yang kerepotan seperti lansia, orang cacat dan lain-lain akan dibantu. “Pokoknya kami akan membantu siapa saja yang membutuhkan,” ujarnya.

Beberapa lokasi yang akan dibuka pos pelayanan kesehatan, seperti Stasiun KA Gambir, Senen, Manggarai, Jatinegara, Tanah Abang dan Kota. Terminal Bis Pulogadung, Lebakbulus, Kalideres, Kampung Rambutan dan juga Taman Margasatwa Ragunan. Pelabuhan nusantara, Muara Angke dan Ancol. (tarta/dms)

Senin, 28 Juni 2010

LATIHAN GABUNGAN ESKUL PERTAMA SMKN 25

(Gambar: Suasana persiapan Latgab dengan materi PP dan peragaan penaggunlangan bencana)

Pada tanggal 26-27 Juni 2010, bertempat di SMKN 25 Jakarta dan Halaman Kantor Kecamatan Pasar Minggu diadakan acara Latihan Gabungan Kegiatan Eskul SMKN 25 tahun 2010. Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yaitu bapak Hadi Setiono, S.Pd. dengan melibatkan lebih dari 50 peserta yang mewakili hampir semua Kegiatan Eskul yang ada di SMKN 25.

Pada kesempatan ini PMR SMKN 25 juga turut berpartisipasi memeriahkan acara ini, dan kebetulan mendapat giliran pertama untuk mengisi materi Pertolongan Pertama dan simulasi penaggulangan korban bencana. Materi ini disampaikan langsung oleh salah satu alumni PMR SMKN 25 yaitu ka. Slamet Riyadi (alumni 2007) serta dihadiri pula oleh kakak alumni yang lain seperti ka Sulhan (1989), ka Rini (1991), ka Syarifudin Anwar (1999), ka Adnan dan ka Rudy Jamal (2000), Ka Aji (2007), Ka Omen dan Ka Damai (2009).

Semua peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, dan semoga kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga diharapkan dapat memberikan pertolongan dan tak ragu-ragu membantu sesama yang memerlukan pertolongan.

Berikut sebagian foto-foto kegiatan LATGAB tersebut :







Jumat, 19 Maret 2010

Lomba Kepalangmerahan Ke V PMR SMKN 25

(Foto bersama Para Pemenang Lomba)

Pada tanggal 14 Maret 2010 yang lalu, PMR SMKN 25 Jakarta menyelenggarakan kegiatan Lomba Kepalangmerahan Ke V Tingkat Mula (SD),Madya(SMP) dan Tingkat Wira (SMU/SMKN) se Jakarta Selatan yang bertemakan "MUDA,KREATIF DAN PRESTASI". Perhelatan ini merupakan yang pertama kali melibatkan peserta dari tingkat Mula(SD) dan juga mengikutsertakan peserta/ sekolah2 diluar Jakarta Selatan, seperti dari Wilayah Jakarta Pusat,Jakarta Barat dan bahkan ada peserta yang datang dari wilayah Depok. Seperti yang
disampaikan oleh Ketua Pelaksana (sdri. Amalia Nisrinah) bahwa kegiatan ini bertujuan untuk ;

1. Menggalang persatuan dan kesatuan antar sesama anggota PMR.
2. Terciptanya motivasi dari anggota tersebut untuk lebih lagi meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang kepalangmerahan.
3. Memasyarakatkan ilmu kepalangmerahan di setiap anggota kelompok.
4. Terciptanya komunikasi dan silaturahmi antar anggota
kelompok.





Adapun kategori yang dilombakan adalah
1. Lomba Pertolongan Pertama (PP) tingkat Mula,Madya dan Wira
2. Lomba Tandu Darurat tingkat Mula,Madya dan Wira
3. Lomba Poster tingkat Madya dan Wira
4. Lomba Mading tingkat Madya dan Wira dan
5. Lomba Menggambar tingkat Mula



Acara dimulai dengan apel pembukaan yang dibawakan oleh Eskul Paskibra SMKN 25 dan dibuka secara resmi Oleh Kepala SMKN 25 Jakarta Bapak Drs. H. Lakaso MM. Acara Juga dimeriahkan oleh penampilan Permainan Musik dengan menggunakan Pianika oleh SDN 014 Pagi Duren Tiga kemudian persembahan Tari Betawi oleh Eskul Tari SMKN 25 dan dilanjutkan
oleh

Atraksi Kesenian Pencaksilat "BEKSI" SMKN 25, diteruskan oleh lantunan lagu2 islami oleh Eskul Marawis serta Persembahan Kesenian Teatrikal oleh eskul Teater SMKN 25, serta mendapat dukungan panitia dari Pramuka,Badminton,Futsal, Paduan Suara dan Pengurus OSIS SMKN 25.

Serta didukung oleh para sponsor dari :

1. LP3i Cabang Pasar Minggu
2. Restoran Paparon Pizza Buncit Raya

Juga mendapat dukungan dari : PMI Cabang Jakarta Selatan, Sudin Dikmen dan Sudin Dikdas Kodya Jakarta Selatan.
Pada kesempatan ini yang menjadi Juara UMUM dan dan berhak mendapatkan Tropy dari Kepala SMKN 25 Jakarta adalah :
1. Tingkat Mula (SD) : SDN Kebon Jeruk 011 pagi,
2. Tingkat Madya (SMP) : SMPN 66 Jakarta dan
3. Tingkat Wira (SMU/SMK) : SMKN 29 Jakarta

Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanaya, semoga dapat memberikan kontribusi yang baik guna memajukan kegiatan2 sekolah utamanya kegiatan PMR itu sendiri.

PMR SMKN 25 " Satu untuk Jaya "

Rabu, 17 Februari 2010

LOMBA KEPALANGMERAHAN SMEA21/SMKN 25 JAKARTA



LOMBA
KEPALANG MERAHAN
TINGKAT DASAR (SD/MI), MADYA (SMP/Mts) DAN WIRA (SMA/SMK/MA) KE V
TINGKAT JAKARTA SELATAN DAN SEKITARNYA
SMKN 25 JAKARTA
MINGGU, 7 MARET 2010

A. PENDAHULUAN
Kami pengurus harian PMR/OSIS dan Forum Komunikasi Alumni (FORKA) menyelenggarakan kegiatan Lomba Kepalang Merahan PMR Tingkat Madya, Wira, dan dasar Tahun 2010.
Pembinaan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, pihak sekolah dan pemerintah guna menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, mandiri dan dinamis. Tanggung jawab tidak hanya pada bicara belaka saja melainkan perlu diaktualisasikan melalui pengadaan kegiatan-kegiatan positif yang dapat meningkatkan imajinasi, berkarya dan tentu meningkatkan kemampuan pelajar khususnya pada bidang ekstrakurikuler.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan Lomba Keterampilan Membuat Tandu Darurat ini yaitu :
1. terciptanya komunikasi, silaturahmi, dan menggalang persatuan dan kesatuan antar sesama anggota PMR.
2. terciptanya motivasi dari anggota tersebut untuk lebih lagi meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan tentang kepalangmerahan.

C. DASAR PELAKSANAAN
1. Perjanjian kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I dengan Palang Merah Indonesia No.0118/V/1995 dan No.0090/KEP/PP/V/1995 tanggal 24 Mei 1995 tentang Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa, warga pelajar dan mahasiswa.
2. Perjanjian kerjasama Kanwil Depag dengan PMI DKI Jakarta No.49 Tahun 1995 dan No.0185 KEP/PP/IX/1995 tentang Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa, warga pelajar dan mahasiswa.
3. Program kerja PMR SMK Negeri 25 Periode 2009/2010

D. BENTUK KEGIATAN
1. Lomba tandu darurat untuk regu putra.
2. Lomba tandu darurat untuk regu putri.
3. Lomba pertolongan pertama untuk regu putra.
4. Lomba pertolongan pertama untuk regu putri.
5. Lomba mading.
6. Lomba poster.
7. Lomba menggambar (Khusus Mula).

E. WAKTU PELAKSANAAN
1. Pendaftaran
Hari/Tanggal : Ditutup s/d 5 maret 2010.
Pukul : Shift 1 : 09.30 - 10.00
Shift 2 : 12.00 – 15.30
Tempat : Sekretariat PMR SMK Negeri 25
Jl. Raya Ragunan Pasar Minggu

2. Technical Meeting (TM)
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2010
Pukul : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Gedung SMK Negeri 25
Jl. Raya Ragunan Pasar Minggu
Utusan TM : 1. Guru Pembina
2. 1 orang fasilitator/pelatih
3. Salah satu pengurus PMR

3. Daftar Ulang
Hari/Tanggal : Minggu, 07 maret 2010
Pukul : 06.30 - 07.30 WIB
Tempat : Gedung SMK Negeri 25
Jl. Raya Ragunan Pasar Minggu

4. Upacara & Waktu Perlombaan
Hari/Tanggal : Minggu, 07 Maret 2010
Pukul : 07.00 WIB - selesai
Tempat : Lapangan SMK Negeri 25
Jl. Raya Ragunan Pasar Minggu

F. SYARAT PESERTA DAN BIAYA PENDAFTARAN
1. Peserta adalah siswa aktif sekolah yang bersangkutan
2. Peserta yang memalsukan identitas diri untuk mewakili sekolah lain dikenakan diskualifikasi baik sebelum/saat lomba berlangsung.
3. Setiap peserta wajib menyertakan :
a. Formulir pendaftaran yang ditandatangani oleh pihak sekolah beserta stempel sekolah.
b. Foto Copy kartu pelajar masing-masing 1 lembar ( jika ada)
4. Batasan maxsimal setiap sekolah untuk mendaftar:
 Lomba Tandu Darurat : 4 Regu (Madya/Wira) 3 Regu (Mula)
 Lomba Pertolongan Pertama : 2 Regu (Mula/Madya/Wira)
 Lomba Mading : 2 Regu (Madya/Wira)
 Lomba Poster : 2 Orang (Madya/Wira)
 Lomba Menggambar : 2 Orang (Mula)
5. Pendaftaran dapat ditutup secepatnya sebelum waktu pendaftaran berakhir bila jumlah regu/peserta sudah memenuhi batas maksimal peserta (Mula,Madya & Wira).
6. Biaya pendaftaran (Madya/Wira - SMP?SMU) sebagai berikut:
 Lomba Tandu Darurat : Rp. 30.000/regu
 Lomba Pertolongan Pertama : Rp. 35.000/regu
 Lomba Mading : Rp. 15.000/regu
 Lomba Poster : Rp. 15.000/orang
7. Biaya pendaftaran (Mula/Tingkat SD)
 Lomba Tandu Darurat : Rp. 10.000/regu
 Lomba Pertolongan Pertama : Rp. 10.000/regu
 Lomba Menggambar : Rp. 5.000/orang
8. Bagi peserta yang ingin melunasi biaya pendaftaran dapat pula melalui Transfer Bank dengan No: Rek.BCA 523.012.1321 a/n Samsudin.
Catatan : “Jika sudah transfer harap konfirmasi kepada Samsudin, di nomor tlp. 0856 972 67521“

G. PERLENGKAPAN LOMBA
1. Syarat Pakaian/kustom
- Sopan dan beretika dalam berpakaian
- Memunculkan identitas Kepalangmerahan sesuai tingkatan

H. KETENTUAN LOMBA
1. Daftar ulang dimulai pukul 06.30 - 07.30 WIB.
2. Setiap peserta wajib mengikuti upacara pembukaan.
3. Peserta suatu sekolah tidak dapat mewakili sekolah lain dan apabila hal ini terjadi maka akan di Diskualifikasi.

I. LAIN-LAIN
1. Para pelatih dan official diharapkan membantu panitia dalam sukses dan lancarnya perlombaan.
2. Peserta, suporter dan official wajib menjaga kebersihan.
3. Dilarang membuat keributan.
4. Bila terjadi keributan, pencurian, pemerasan, dan hal-hal yang merugikan fasilitas sekolah SMK Negeri 25, panitia pelaksana dan pihak keamanan akan melakukan tindakan tegas preventif dan menyerahkan ke pihak berwajib.
5. Panitia menyediakan stand/counter bagi wiraswastawan yang ingin menjual produknya.



(Mula/Madya/Wira)

Senin, 18 Januari 2010

Sejarah berdirinya PMI



Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.

Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.

Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

PERAN DAN TUGAS PMI

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Tugas Pokok PMI :

+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)

Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.

Bersambung ......

Rabu, 13 Januari 2010

Remaja dan Organisasi

(Masa remaja adalah masa ceria dan gembira)

Dengan adanya keinginan dari para remaja untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya, maka tepatlah bila pada masa seperti ini, pertemanan mereka diarahkan pada bentuk organisasi yang bermanfaat.

Dimana mereka bersama-sama belajar demokrasi, mengatur sebuah organisasi, berdiskusi, mengatur suatu kegiatan, dimana pembelajaran itu semua dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka saat dewasa. Contoh yang telah sering kita dengar adalah karang taruna. Organisasi ini sebetulnya sangat bermanfaat bagi remaja untuk lebih mengenal lingkungan sekitarnya.

(Berprestasi dan memupuk rasa solidaritas)

Melalui organisasi ini, mereka dapat mengetahui siapa-siapa saja yang tinggal di sekelilingnya, bukannya seperti kebanyakan masyarakat di kota-kota besar yang bahkan tidak mengenal tetangganya sendiri. Melalui karang taruna, para remaja selain dapat memperoleh teman-teman dari lingkungannya sendiri, mereka juga dapat belajar bagaimana mengisi waktu luang mereka dengan membuat sesuatu yang lebih baik untuk daerah tempat tinggalnya.

(Mengembangkan kepribadian dan bersosialisasi)

Bersama-sama, mereka akan membuat suatu perbaikan.Tidak hanya melalui karang taruna, melalui klab-klab hobi pun para remaja dapat memperluas wawasan mereka. Sebut saja klub olah raga di sekolah-sekolah. Mereka dapat belajar akan artinya sportif, perjuangan dan semangat melalui organisasi- organisasi semacam ini. Bagi mereka yang berminat akan film, bergabunglah mereka dengan kelompok pecinta film yang dapat mereka temukan di klab-klab yang terdapat di situs-situs internet. Dan bagi mereka yang mempunyai minat untuk mengasah kepedulian sosial dan menempa diri agar mempunyai jiwa kemanusiaan dapat bergabung didalam wadah PMR (Palang Merah Remaja).

(Mengasah kemandirian dan kekompakan)

Pendek kata, usia remaja harus banyak diisi untuk melihat sekeliling dan banyak belajar menghadapi tantangan kehidupan di dunia luar. Melalui organisasilah biasanya hal-hal seperti itu dapat secara nyata terwujudkan.

Bilamana hanya terkungkung dalam kehidupan pribadi semata, ditakutkan perkembangan para remaja akan cenderung menjadi manusia dewasa yang lebih individualis dan enggan untuk berinteraksi pada masyarakat banyak.