PMR SMKN 25

Senin, 17 Juni 2013

POLEMIK TENTANG LAMBANG PMI





BAPAK JUSUF KALLA (KETUA UMUM PMI)

Baru baru ini saya ditemui oleh seorang kawan lama, dia  cukup fanatik dengan agamanya tapi tidak radikal tentunya. Dia menemui saya hanya karena persoalan dia merasa terganggu dengan Logo PMI, yang nota bene menggunakan lambang palang yang dia asosiakan ke agama tertentu. Dan meminta lambang PMI untuk di Indonesia diganti dengan lambang apa saja asal jangan lambang Palang.

Saya bilang ke dia wah anda salah besar kalau mengatakan Palang itu milik agama tertentu.  Bahwa palang yang menyimbolkan agama tertentu itu kakinya lebih panjang, kalau PMI tidak, semuanya sama panjang. Ia sama dengan symbol penjumlahan ,di dalam ilmu Mate-Matika . Tentunya kita semua tahu mengenai asal-usul ilmu mate-matika, dia  berasal dari pelajaran Al-Jabar yang dikembangkan oleh ilmuwan islam, yang bernama al-quesi, jadi itu sebenarnya lambang palang yang anda protes, yang menciptakan itu orang yang beragama islam.


Dan saya katakan juga kepada teman saya itu, kalau anda tidak suka PMI menggunakan lambang itu tidak masalah nanti kita ganti. Dengan syarat symbol (+) di tombol HP anda juga hilangkan ganti dengan gambar apa saja, dan anak anda yang masih sekolah kalau dia belajar penjumlahan larang dia pakai symbol (+) untuk menjumlahkan, suruh dia ganti pakai symbol yang lain.


Karena yang kasi symbol itu bukan pengurus PMI tapi itu sudah diberikan oleh Negara, kalau Negara mau rubah silahkan, kita akan ikut saja, kita tidak terlalu mempersoalkan lambang itu, toh semenjak zaman pak Hatta jadi pengurus PMI dia juga pakai lambang itu juga.
Selain itu kalau lambang tersebut dirubah, yang jadi susah tentara, apa hubungannya dengan tentara, ? karena konvensi mengatakan ketika terjadi perang, maka orang yang menggunakan tanda Palang Merah, itu tidak boleh ditembak. Kalau kita ganti maka semua tenaga medik dalam perang bisa kena tembak nanti. Jadi bikin persoalan lagi kita ini, hanya gara-gara masalah lambang. Masa lambang harus dipersoalkan ? itukan tidak ada hubungannya dengan amal ibadah. Kita kan “fastabikhul khairat” saja.


Jadi itulah selentingan yang bukan hanya kawan saya saja yang persoalkan tapi banyak juga orang-orang di luar sana yang terlalu mempersoalkan penggunaan lambang tersebut. seolah-olah PMI itu merupakan gerakan “misionaris” agama tertentu, saya selalu katakan, Palang Merah itu gerakan kemanusiaan yang lintas batas agama, suku, dan bangsa. Lalu mengapa ada muncul Bulan sabit Merah? apakah dia gerakan counter Misionaris?


Jadi sejarahnya seperti ini, kenapa ada Palang Merah dan kenapa ada Bulan Sabit Merah ? Lambang Palang Merah sendiri sebenarnya diadopsi dari bendera Swiss, untuk menghormati Henry Dunant sang Pendiri Palang Merah yang berkebangsaan Swiis, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap negara Swiss sebagai tempat konvensi kesepakatan penggunaan tanda untuk tenaga sukarela di Medan Perang.
Pada zaman dahulu setiap negara memiliki tanda yang berbeda beda untuk tenaga medis di medang perang.  seperti Austria memakai bendera putih, perancis merah, dan spanyol Kuning. Yang jadi masalah pihak lawan kadang tidak mengenali tanda dari tenaga medis sehingga banyak sukarelawan medis yang jadi target sasaran tentara lawan.
Sehingga akhirnya muncullah pemikiran untuk menggunakan lambang yang seragam bagi setiap tenaga medis yang ada di medan perang.  Akhirnya pada tahun 1863 pada konferensi internasional diputuskan Lambang Palang Merah di atas dasar putih menjadi simbol bagi para sukarela medis. Lambang tersebut merupakan kebalikan dari bendera nasional Swiss (palang putih diatas dasar merah) yang memfasilitasi berlangsungnya Konferensi Internasional saat itu. Pada tahun 1864, Lambang Palang Merah di atas dasar putih secara resmi diakui sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata.


Pada dasarnya penggunaan lambang Palang Merah tidaklah dimaksudkan untuk menampilkan simbol kelompok tertentu, itu hanya karena konferensi untuk menentukan tanda bagi tenaga sukarela Medis pada saat perang diadakan di Swiss jadi mungkin peserta waktu itu mencari gampangnya ajah, yah sudah dibaliklah bendera Swiss untuk dijadikan tanda bagi mereka yang menjadi sukarela medis di medan perang.


Namun demikian tidak setiap negara bisa memahami penggunaan tanda tersebut, ini terjadi pada tahun  1876 saat Balkan dilanda perang, sejumlah tenaga sukarela medis ditangkap dan dibunuh oleh Kerajaan Ottoman (saat ini Turki) semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. Pihak kerajaan  beralasan bahwa tentara Turki yang rata-rata beragama Islam sensitif terhadap Lambang berbentuk palang tersebut sehingga mengira mereka juga musuh (mungkin karena Turki masih ada trauma dengan perang salib mengingat tentara Eropa waktu itu menggunakan lambang palang yang kakinya lebih panjang di dada mereka sewaktu melakukan invasi ke Timur Tengah).


Dengan begitu muncullah gagasan untuk tanda bagi pekerja kemanusiaan di medan perang tidak hanya menggunakan lambang Palang merah, tetapi juga menggunakan Lambang yang berbeda yaitu Bulan Sabit Merah. Bulan sabit Merah ini disahkan  pada Konferensi Internasional tahun 1929 secara resmi diadopsi sebagai Lambang yang diakui dalam Konvensi. Jadi itulah awal mula mengapa ada Palang Merah, mengapa ada Bulan sabit merah, bukan karena faktor agama tapi karena masalah salah paham saja.
Author by : Begawan Abyasa

Penyuluhan Tentang Siap Siaga Bencana

Bertempat di Ruang Serbaguna SMKN 25, PMR SMKN 25 mengadakan penyuluhan tentang Siap Siaga Bencana bagi para pelajar SMKN 25. Acara ini didukung oleh Dinas Kebakaran Kota Administrasi Jakarta Selatan (sebagai narasumber) dan PMI Kota Jakarta Selatan.

Berikut foto-foto kegiatan tersebut :












                                         LOMBA SMU 79 TAHUN 2013

Pada tanggal 18 Mei 2013, bertempat di SMU Negeri 79 Jakarta diadakan lomba Kepalangmerahan. Adapun yang dilombakan adalah :
1. Lomba Tandu Darurat
2. Lomba Mading
3. Lomba Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)
4. Lomba Cerdas Cermat Kepangmerahan
5. Lomba Poster

Pada kesempatan itu PMR SMKN 25 mengirimkan beberapa anggotanya untuk mengikuti lomba tersebut.
Alhamdulillah dalam lomba tersebut mereka meraih 4 trophy piala untuk kategori Lomba Tandu Putra/i, Lomba PRS, dan Lomba Kepalangmerahan.

Berikut foto-foto kegiatan lombanya















Minggu, 07 Oktober 2012


Tepat 17 September 2012, Palang Merah Indonesia genap berusia 67 tahun. PMI saat ini tengah mendorong dan meningkatkan keikutsertaan relawan muda untuk berpartisipasi aktif di setiap gerakan kemanusiaan. Sejak dini, mereka harus di dorong untuk berperan menjadi agen atau pelopor untuk menyebarkan pemahaman kepada sebayanya dan masyarakat mengenai pentingnya gerakan kemanusiaan dalam kehidupan saat ini. 
Generasi muda dan kalangan remaja yang menjadi penggerak mesin roda organisasi PMI. Mereka menjadi basis terdepan terlaksananya kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Mulai dari menjadi diseminator untuk menyebarkan nilai-nilai kepalangmerahan, menjadi peer educator untuk mensosialisasikan bagaimana mencegah penyakit HIV dan AIDS, menjadi donor darah sukarela, dan sebagainya.
Melalui tema HUT Ke-67 PMI: Kaum Muda Sebagai Agen Perubahan, PMI mengajak seluruh generasi muda untuk terus peduli dengan melakukan aksi-aksi kemanusiaan.
Aksi kemanusiaan dapat diwujudkan dalam penanganan bencana, masalah kesehatan, donor darah, pelestarian lingkungan serta perubahan iklim. Aksi mereka tentunya diharapkan akan ikut membawa perubahan bagi generasi bangsa ini. 
Peringatan HUT Ke-67 PMI Tahun 2012 dilaksanakan di halaman PMI Kota Jakarta Utara, Senin (17/9/2012), dihadiri oleh Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso beserta Pengurus PMI se DKI Jakarta dan para Relawan.
Dalam kesempatan tersebut, Rini Sutiyoso membacakan sambutan Ketua Umum PMI, HM Jusuf Kalla. Dalam sambutannya, JK menyatakan, dalam kurun waktu 67 tahun, Palang Merah Indonesia (PMI) menghadapi banyak sekali tantangan, hambatan dan rintangan. “Saat ini PMI semakin tegar dan matang dalam menghadapi kejadian bencana, konflik dan persoalan sosial yang melanda masyarakat,” kata Jusuf Kalla.
“Usia yang terus bertambah tentunya tidak membuat pergerakan PMI menjadi tidak dinamis. Tantangan ini justru menjadi semangat dan motivator bagi PMI untuk terus menggiatkan tugas-tugas kemanusiaannya,” ucap Jusuf Kalla.
Dalam kesempatan tersebut, PMI DKI Jakarta juga memberikan penghargaan kepada 21 karyawan PMI Provinsi DKI Jakarta yang telah bekerja secara terus menerus di PMI DKI Jakarta selama 15 tahun dan 25 tahun. “Pemberian penghargaan tersebut sebagai motivasi untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja karyawan,” tutur Rini Sutiyoso.
PMI Provinsi DKI Jakarta juga memberikan penghargaan kepada para pendonor darah sukarela yang telah menyumbangkan darahnya sebanyak 75 kali sebanyak 186 orang, dan 50 kali sebanyak 254 orang. Penghargaan tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih kepada para “Pahlawan Kemanusiaan”, yang dengan sukarela, tanpa pamrih untuk menolong sesama.
Pada hari ini secara simbolis diberikan penghargaan kepada perwakilan dari para pendonor darah. Penghargaan seluruhnya akan diberikan pada tanggal 29 September 2012 untuk Donor Darah Sukarela 50 kali, dan tanggal 6 Oktober 2012 untuk Donor Darah Sukarela 75 kali di PMI DKI Jakarta.
Sebelumnya, pada tanggal 12 – 14 September 2012, PMI DKI Jakarta juga telah melaksanakan kegiatan olah raga yang diikuti oleh para Karyawan dan Relawan PMI se DKI Jakarta, yaitu bulutangkis, tenis meja, futsal, dan poco-poco. Usai upacara bendera juga dilaksanakan lomba tumpeng yang diikuti oleh PMI Kota dan Kabupaten PMI se DKI Jakrta.
Dalam peringatan HUT Ke-67 PMI kali ini, PMI Provinsi DKI Jakarta mendapat sumbangan  1 buah mobil operasional untuk pelayanan donor darah Rhesus Negatif dari Bank Central Asia. Sumbangan diserahkan oleh Senior Advisor BCA, Sapto Rachmadi. PMI DKI Jakarta juga memberikan penghargaan kepada PT Pelindo II yang telah memberikan bantuan sarana dan prasarana gedung PMI Kota Jakarta Utara.
Peresmian Sub Unit Donor Darah PMI
Untuk memenuhi kebutuhan darah di DKI Jakarta, Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta telah melakukan usaha dari berbagai aspek untuk meningkatkan kualitas, baik dari segi pelayanan,  kualitas dan kuantitas darah. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen PMI DKI Jakarta untuk terus meningakatkan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk itu, usai melaksanakan upacara bendera, dilakukan peresmian Sub Unit Donor Darah PMI Kota Jakarta Utara. Acara tersebut, selain hadiri oleh Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso juga  dihadiri Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiono, Ketua Pengurus Kota PMI Jakarta Utara Sabri Saiman, dan Kepala Unit Donor Darah PMI Provinsi DKI Jakarta dr Salimar Salim, MARS.
“Dengan adanya Sub Unit Doroh Darah ini mudah-mudahan menjadi tahap awal untuk pengabdian kita kepada masyarakat Jakarta Utara, dan kita terus memberikan pengabdian yang terbaik bagi masyarakat Jakarta Utara,” kata Bambang Sugiono.
Kegiatan Sub Unit Donor Darah PMI Kota Jakarta Utara diutamakan untuk rekruitmen donor dan pengambilan darah yang dilakukan selama 6 hari per minggu, yaitu pada hari Senin – Sabtu, pukul 08.00 – 12.00 WIB. Dan target yang ditetapkan sebanyak 1000 kantong per bulan, yaitu dengan cara meningkatkan frekwensi pengambilan darah dari yang selama ini 2 kali seminggu melalui Mobil Unit.
“Saya berharap dengan dibentuknya Sub Unit Donor Darah PMI Kota Jakarta Utara dapat meningkatkan pelayanan darah di DKI Jakarta. Sehingga dapat membantu ketersediaan darah yang dibutuhkan oleh masyarakat,” terang Rini Sutiyoso.
PMI Provinsi DKI Jakarta akan berusaha secara maksimal untuk mengadakan rekuitment donor yang pada tahun 2012 ini mentargetkan perolehan darah sebanyak 300.000 kantong darah.
 
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
 ·      Sekretaris Pengurus Provinsi PMI DKI Jakarta
Ir. Irwan Hidajat, HP. 0813 80808936
 
·      Staf Bidang Organisasi & Komunikasi PMI DKI Jakarta
Abdurrahman, HP. 08129944499

 Sumber : http://www.pmi-jakarta.org

Senin, 27 Februari 2012




Palang Merah Remaja (PMR)
Masa depan Bangsa dan Negara terletak di tangan para remaja dan pemuda. Oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan dan dipupuk dengan baik dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, pembina pemuda dan masyarakat.

Palang Merah Remaja (PMR) merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya di sebut PMR. PMR ini terdapat di PMI Cabang diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 3 juta orang, anggota pmr merulpakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

PMI menghendaki agar anggota PMR kelak menjadi manusia Indonesia yang berkeprimanusiaan, berbudi luhur dan Sukarela membantu sesama, dengan dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan dengan jenjang usianya baik itu calon pembina PMR, Pelatih PMR, dan calon anggota PMR hal ini sesuai dengan Pedoman Palang Merah tahun 1995.

Visi dan Misi PMR

Visi PMR adalah sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap menjalankan kegiatn sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip - prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Misi PMR terdiri dari:
  1. Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta Tri Bhakti PMR
  2. Menanamkan jiwa Sosial kemanusiaan
  3. Menanamkan rasa kesukarelaan
Tri Bhakti PMR
  1. Peningkatan ketrampilan hidup sehat
  2. Berbakti dan berkarya di Masyarakat
  3. Persahabatan Nasional dan Internasional
Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan, mereka memerankan fungsi yang berbeda - beda, contoh:
  • PMR Mula berfungsi sebgai peer leadership, yaitu dapat menjadi contoh / model ketrampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
  • PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu memberikan dukungan bantuan, semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
  • PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya ketrampilan hidup sehat.

Syarat menjadi anggota:
  1. Warga negara Republik Indonesia
  2. Berusia siswa SD/Mt s/d SLTA, SMK/MA dan berusia antara 7 tahun s/d 20 tahun
  3. Dapat membaca dan menulis
  4. Atas dasar kemauan sendiri
  5. Dapat persetujuan orang tua /wali
  6. Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan latihan dasar Kepalangmerahan
  7. Permintaan menjadi anggota disampaikan kepada Pengurus Cabang Palang Merah Indonesia setempat, melalui Pembina PMR masing - masing.
  8. Setelah dilantik menjadi anggota penuh, bersedia melaksanakan tugas - tugas Kepalangmerahan selaku anggota - anggota Palang Merah Remaja secara sukarela.

Keanggotaan Palang Merah Remaja berakhir karena:
  1. minta berhenti
  2. meninggal dunia
  3. diberhentikan karena melakukan perbuatan yang jelas - jelas merugikan nama dan kedudukan Palang Merah Remaja khususnya dan Palang Merah Indonesia pada umumnya

PMR terbagi dalam 3 (tiga) jenjang:
  1. PMR Mula
    Setingkat usia siswa Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (Mt) dan berusia 7 s/d 12 tahun
  2. PMR Madya
    Setingkat siswa SLTP / Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan berusia 13 s/d 16 tahun
  3. PMR Wira
    Setingkat siswa SLTA,SMK / Madrasah Aliyah (MA) dan berusia 17 s/d 21 tahun

Perekrutan adalah peningkatan jumlah anggota dan kelompok PMR. Melalui proses promosi, pendaftaran, dan wawancara, maka perekrutan memberitahukan remaja bahwa dengan bergabung dengan PMI, mereka dapat melakukna sesuatu yang memang mereka ingin lakukan.

Perekrutan dilakukan minimal setahun sekali pada bulan Juli - Agustus, sebagai Bulan Perekrutan Nasional sekaligus memperingati Hari Remaja Internasional dan Hari PMR (12 Agustus)

Perekrutan Anggota PMR
  1. Anggota PMR adalah remaja yang mendaftarkan sebagai anggota remaja PMI
  2. Calon anggota PMR mengisi dan mengumpulkan kembali formulir pendaftaran kepada pihak sekolah, instansi atau sekelompok remaja masing-masing
  3. Syarat pendaftaran Calon anggota baru PMR
    • Memenuhi syarat keanggotaan
    • Mengisi formulir pendaftaran calon anggota PMI
    • Mengumpulkan foto 2x3 sebanyak 4 lembar, untuk formulir pendaftaran buku induk unit PMR, buku sistem pendataan PMI Cabang dan KTA (Kartu Tanda Anggota)

Perekrutan Unit PMR
  1. Unit PMR adalah sekolah, instansi, kelompok reja yang bersedia membentuk PMR
  2. Pimpinan sekolah, instansi, kelompok remaja mengajukan surat permohonan pembentukan unit PMR kepada PMI Cabang
  3. PMI Cabang mengesahkan unit PMR setelah seluruh persyaratan pembentukan unit PMR terpenuhi.
  4. PMI Cabang memberikan nomor unit PMR
  5. Pemberian nama unit PMR sekolah sesuai dengan nama sekolah, sedangkan diluar sekolah diambil dari nama desa / Kecamatan / Organisasi remaja tersebut.
Hak
  1. Mendapatkan KTA
  2. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari PMI
  3. Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan PMI melalui kegiatan atau rapat PMI
  4. mendapatkan pengakuan dan penghargaan berdasarkan prestasi
Kewajiban
  1. Membayar iuran keanggotaan
  2. Melaksanakan Tri Bhakti PMR
  3. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
  4. Mematuhi AD/ART PMI
  5. Menjaga nama baik dan kehormatan PMI

Peranan PMR
  1. Masing - masing anggota PMR menghayat maksud dan tujuan pendidikan PMR, secara partisipatif ikut dalam segala metode dan tata cara yang diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
  2. Anggota PMR memanfaatkan waktu dan peluang yang ada untuk berdialog dan berdiskusi secara rasional - efektif dengan para fasilitator / pengajar.
  3. Anggota PMR harus sadar bahwa setiap pengajar adalah sokoguru pendidikan PMR
  4. Tiap anggota PMR tanpa ragu - ragu dapat mengutarakan pandangannya sendiri dalam tiap diskusi atau kesempatan yang diberikan
  5. Tiap anggota PMR meresap bahwa untuk menjadi anggota PMR ia perlu selalu mengembangkan diri dan turut aktif dalam pelbagai kegiatan PMR

Kenaikan Jenjang
  1. PMR Mula - PMR Madya
    Setelah seorang PMR Mula memasuki usia ke - 13, masuk SLTP maka ia dapat menjadi PMR Madya, harus mengikuti pendidikan dasar PMR Madya. Atau diberikan tugas khusus, dengan rekomendasi dari Pelatih PMR Madya, Kelompok PMR yang bersangkutan
  2. PMR Madya - PMR Wira
    Setelah seorang PMR Madya memasuki usia ke -17, masuk SLTA maka ia dapat menjadi PMR Wira dan harus mengikuti pendidikan dasar. Selama mengikuti pendidikan untuk kenaikan jenjang diberikan tugas khusus, dengan rekomendasi dari Pelatih PMR Wira, Kelompok PMR yang bersangkutan
  3. PMR Wira - KSR
    Setelah seorang PMR Wira mencapai usia 21 tahun, ia dipersiapkan untuk menjadi KSR dan harus mengikuti pendidikan tingkat dasar.

Siapa yang terlibat dalam pembinaan PMR?
  • Pengurus bidang PMR dan Relawan
  • Staf Bidang PMR dan Relawan
  • Penanggung Jawab unit PMR secara fungsional anggota TSR, meliputi Kepsek dalam unit PMR sekolah, atau pimpinan instansi dalam unit luar sekolah, yang bertanggung jawab terhadap unit tersebut
  • Pembina PMR secara fungsional anggota TSR seperti guru dalam unit sekolah atau staf instansi unit PMR luar sekolah yang melakukan pembinaan di unit tersebut
  • Relawan (KSR dan TSR) meliputi pelatih, fasilitator
  • Pihak ketiga meliputi diknas, unicef, instansi lokal, orang tua, murid.


Pengakuan dan Penghargaan

Peranan pengurus, staf,. Pembina PMR, Pelatih, dan fasilitator sangatlah penting dalam menyampaikan penghargaan dan pengakuan atas peran dan kegiatan PMR. Hal ini akan memberikan dampak yang besar dan sangat efektif karena kita bagian dari Markas PMI dan yang berinteraksi dengan PMR

Pengakuan dan penghargaan ini bertujuan:
  • Memotivasi PMR agar tetap bersama dengan PMI
  • Memberikan rasa bangga dan kesadaran akan kualitasnya bahwa meskipun masih remaja mereka dapat berperan untuk kemanusiaan
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan komitmen
  • Meningkatkan kualitas kegiatan kepalangmerahan
  • Meyakinkan anggota PMR bahwa mereka akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan
  • Mengijinkan mereka mengembangkan kualitasnya
  • Mengunjungi mereka saat mengadakan kegiatan

Formal
  • Pemberian sertifikat, plakat, pin, uji syarat kecakapan, upacara di PMI atau pemerintahan lokal
  • Mengikut sertakan anggota PMR untuk pertukaran remaja dan konferensi merekomendasikan untuk terlibat dalam kegiatan dengan tanggung jawab yang lebih besar.
  • Mengirimkan profil dan apa yang telah mereka lakukan untuk tugas - tugas kemanusiaan ke majalah remaja koran harian lokal atau acara - acara khusus untuk penghargaan dan pengakuan anggota PMR merupakan cara formal yang dapat dilakukan.

Rabu, 30 November 2011

ORENTASI TENTANG PENTINGNYA DONOR DARAH



Pada tanggal 5 November 2011 bertempat di Markas PMI Cabang Jakarta Selatan diadakan "Orientasi Siswa SMU dan Mahasiswa Tentang Peranan Donor Darah Bagi Generasi Muda " . Dalam kesempatan acara tersebut anggota PMR SMKN 25 Jakarta juga turut hadir bersama anggota PMR dari sekolah lain se Jakarta Selatan.

Berikut Foto-foto kegiatan tersebut diatas :






















Seputar HIV AIDS


Apakah HIV?
HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
  • Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
  • Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
  • Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
  • Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.

Sumber : http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids